Monday, February 7, 2011

Lebih Dingin dari Cairo- mu

Tapi aku mendengar bisikmu
Lembut mengalun, meninggi, kemudian sepi


Aku di waktu yang salah.
Kali ini, aku tak hendak menagih janji.

Kau bilang,
Musim dingin di Cairo- mu membuatmu di sana semakin merindukanku.
Aku tersenyum.
Tiba- tiba ada dingin yang ikut merayapi dadaku.
Lebih dingin, dari kota- mu.

Sementara,
Larik- larik air berkejaran dari langit.
Suara curahnya seperti cerita gadis yang mengaku luka.
Seperti kau, saat ini.

Di sini, di kotaku juga dingin.
Juga kurindu dirimu.
Tiba- tiba ada yang ikut merayapi dadaku.
Lebih dingin, dari kotamu.

Baik- baik sajakah, hatiku yang kutitipkan di sana?

Aku tak hendak menagih janji.
Tidak.
Bukan sekarang.


Tapi aku pasti datang memintanya,
dan kau tak boleh terkejut lantas katakan " tidak".

Kau bilang,
"Aku tak suka hujan kerap datangi kotamu"

"Aku takut ia membasuh bersih langitnya sampai bayangku juga darimu",
Jawabmu saat kutanya mengapa.

Aku pun takut kehilangan bayangmu, di sini.


Cairo, 14- 01- '11

No comments: