Ku-eja terus huruf- huruf itu agar kelak dapat kukenali meskipun rumit terangkai
Di bawah pijar yang selalu menyibukkan jemari mengganti sumbu dan minyak-nya demi nyala
Di dalam ruang tanpa bias awan
Tanpa siang tanpa malam
Di bawah pendar yang kemudian padam olehku
Aku tak ingin mendua antara huruf- huruf itu dengan nyala api
Bukan karena salah satunya berlekuk indah
tapi karena
aku tetap bisa mengeja huruf- huruf it meski dalam gelap
nuun - haa -raa