Monday, February 7, 2011

Antara Kahlil Gibran & MAy Ziade

***

May sayang,

Kau berkata bahwa aku adalah

pelukis dan penyair.

Aku bukan

pelukis, May, juga bukan penyair.

Aku menghabiskan hari-hariku untuk

melukis dan menulis, namun aku

tidak menyatu dengan hari-hariku.

Aku adalah awan, May, awan yang

membaur dengan benda-benda,

namun tak pernah menyatu

dengannya.

Akulah sang awan, dan

dalam awan itu terdapat

kesunyianku, kesendirianku, lapar

dan hausku.

Tetapi yang membuat

duka hatiku ialah bahwa awan itu,

yang menjadi kenyataan diriku,

merindukan seseorang yang berkata,

“ Di dunia ini engkau tidak sendiri,

tetapi kita berdua bersama, dan aku

tahu siapa dirimu. ”

Katakanlah, May, adakah di sana

seseorang lain yang mampu dan rela

mengatakan padaku, “Akulah sang

awan yang lain. Wahai, awan, marilah

kita menebarkan diri di atas bukit-

bukit dan di lembah-lembah; marilah

kita berjalan-jalan di atas pepohonan

dan di sela-selanya, marilah menutup

batu-batu karang yang tinggi, marilah

menembus hati umat manusia,

marilah mengembara ke tempat-

tempat jau yang tak dikenal dan

berpagar benteng. “Katakanlah

padaku, May, adakah seseorang yang

mampu dan rela mengucapkan

setidak-tidaknya salah satu dari kata-

kata ini?

Gibran

***

Ini tentang Gibran dan May.

Tak perlu keduanya bertemu untuk berkasih.

Sebab keduanya saling hidup dalam hati masing- masing.

***


No comments: