Monday, February 7, 2011

Adunan Malam

Mungkin saatnya rindu untuk disimpan.
Bukan waktunya untuk dia bemain di taman sepi.
Jangan, nanti diapun menghilang!
Esok pagi saja kalau dia mau,
tadahi tetesan embun untuk keringku.


Jadi, kusimpan dia akhirnya di saku rembulan.

Tak lagi ruang yang sama sempat kita datangi berdua.
Tak juga waktu.
Saat ini aku bermain awan di atap malam.
Sambil sesekali berbisik juga tertawa perih.
Sepertinya bulan memperhatikanku.
Aku hentikan parau suaraku.
Pucat.
Memang tak seharusnya aku bercerita.
Harusnya kusimpan.


Kalau begitu, biar awan- awan berasap itu yang meredamnya.
Sebelum kemudian melewati tempat kau malam ini terlelap,
sementara seraut wajahmu lembut melintasi angan.




Cairo, 22 - 7 - '10

No comments: