Thursday, November 3, 2011

ن - ح - ر



Ku-eja terus huruf- huruf itu agar kelak dapat kukenali meskipun rumit terangkai
Di bawah pijar yang selalu menyibukkan jemari mengganti sumbu dan minyak-nya demi nyala
Di dalam ruang tanpa bias awan
Tanpa siang tanpa malam

Di bawah pendar yang kemudian padam olehku
Aku tak ingin mendua antara huruf- huruf itu dengan nyala api
Bukan karena salah satunya berlekuk indah
tapi karena
aku tetap bisa  mengeja huruf- huruf it meski dalam gelap


nuun - haa -raa

Sunday, October 23, 2011

Sekian dari Waktu


Sekian dari waktu dengannya kuraih engkau 
Entah berapa lagi darinya kubutuh untuk menghapus engkau 


Engkau yang pernah satu dengan ketiadaan 
Engau yang pernah satu dengan doa dan munajat
Engkau yang kembali harus kusatukan dengan ketiadaan 


Sekian dari waktu dengannya kupinjam engkau 
Entah berapa lagi darinya kubutuh untuk (ikhlas) meletekkan kembali engkau

Kereta Api


Aku di belakangmu terus mengikutimu .
Dia di belakangku mengikutiku .
Tanpa tahu dia juga mengikutimu 


Mungkin harusnya kau menoleh kepadaku 
agar dia di bealakangku tak terus mengikuti aku 


Atau mungkin harusnya yang di depanmu yang menoleh padamu 
agar aku di bealakangmu tak terus mengikutimu 

Ki & Ta


Aku mulai membacamu 
lewat baris- baris jarak beda antar ki dan ta
kupandanginya indah,
tiap tepinyaa; renda rindu 
ya, rindu
rindu pada apa 
pada siapa
seperti apa
entah


Aku mulai membauimu 
lewat udara- udara yang mengitari ruang beda antar  ki dan  ta
kuhirupinya dalam, 
tiap molekulnya; gumpalan harap
ya, harap
harap pada apa
pada siapa
seperti apa
entah



Malam- 
aku lelap di lenganmu.
terus merapat pada degup-mu.
juga,
akhir- akhir yang kian meng-entah itu

Terbang


Dibuatmu separuhku hilang 
hilang yang hitam 
pun tanpa temaram
ditembusnya batas remang


dibuatmu separuhku hilang 
hilang yang mati 
jangan nafas, 
geliatnya tiada lagi



dibuatmu separuhku hilang 
melesati malam 



dibuatmu separuhku hilang 
tangkap, beri tentram 

Purna Paruh Langkah


Bila di atas sudah,  tak ada lagi anak tangga
Kusebut engkau enggan disahutmu 


andai ketiadaan pada ketiadaanya tak saling kenal 


bila di atas sudah,  tak ada lagi anak tangga
kusebut engkau, masih enggan disahutmu


andai ketiadaan pada ketiadaanya tak saling kenal 


bila di atas sudah,  entah akan (kah)  lagi ada anak tangga
harus kucari setapak baru
agar purna paruh langkahku 


karena ketiadaan kepada ketiadaannya (ternyata) tak (akan pernah) ada.

Nuriya


malam ini kau lahir diisak jeritmu, manisku  
malam ini kau lahir sedang bulan sedang berduka
putihnya tertandingi yang lebih berkilau; engkau , manisku

sunyikan malam jika kau lelah kemudian lelap
kudekap kau , dengan tanganku
seperti telah 9 purnama kau dekap aku , dengan ruhmu

manisku, dengar debur ombak di dada ibumu ini
didalamnya juga relungnya milikmu
ada cinta rindu yang selalu 
tak akan pernah kenal tepi

p a d a m u

Andai Masih Sendiri


*maksudnya, andai masih "single" :P 




ah engkau 
andaikan sendiri dan kita tak lagi ada
bagai aku


kita dapat bebas bersenandung 
menyeruling rindu pada guci malam


ah engkau 
adaikan sendiri dan kita tak lagi ada
bagai aku 


kalaupun pecah 
turut kubentur rapuh bersama harummu
biar remuk menyatu tanpa darah
lalu kau percaya bahwa aku padamu selalu

K a r e n a m u


Dia adalah ingatan menari di bawah hujan


Aku teruskan lari kecilku menembus tirai air
demi apa jika nanti akhirnya kuperdulikanmu
karena tanpa tanganku menarikmu 
pun kau terjatuh ke tanah 
dan basah
lalu bercak- bercak coklat di betisku 
karena mu

k a r e n a  m u

Transformasi


tiga bulan di sana mungkin banyak berubah 
entah merubah bahagia jadi luka
entah menghapus luka menjadi bahagia


Lalu kemudian ada hati yang menuntut kembali 
bahagia yang sempat kemudian menjadi terampas
Demi malam- malam yang terlanjur pergi
apa yang terampas tak akan lagi kembali 

Lengan Putih


mungkin mendekap mimpi. 
mimpiku terdekap lengan- lengan putih 
walau mungkin kadang tanpa yakin
lengan itu mendekap lebih dari dari mimpi
di sana didekap juga hatiku

Libertad

Ingin tapi tidak bisa 
Lalu kemudian bisa tapi tak ingin. 
Bisa, tapi tak ingin 
Sungguh telah bisa 
Demi indah matamu 
Hati dan mataku 
Tapi tidak ingin 
Kau buat aku tidak ingin.. 

Akhirnya aku padamu tanpa ingin 
Sungguh padamu aku tanpa ingin (lagi) 
Lelahkah kau,jiwa ? 
Jiwaku lelah. 
Sudah 
Sudahlah.

Terlanjur Hilang


aku ingin ramai 
yang sempat di telan senja
dihalang jingganya yang men-sayapi sepi 
untuk terbang, tinggi demi membeku


aku ingin ramai
memecah dingin matamu yang menusuk 
matamu yang menusuk
menusuk hingga memisah ari kulit dari rasa perih.


aku ingin ramai


demi warna yang sudah terlanjur hilang.
Warna yang terlanjur hilang
Sudah hilang

Wangi Laut


Engkau benar mencari pantai, 
melepas satu persatu rajutan mimpi di bawah terik mentari 
Jika tak juga sampai pantai, 
lepas saja rajutannya di pasiran putih 


Engkau benar mencari pantai, 
melepas satu persatu rajutan mimpi pada debur ombak 
Jika tak juga sampai pantai, 
lepas saja rajutanya di manapun kau mampu mencium wangi laut

Eskrim Bulan


A: "Mana cangkirmu?"
B: "Di dapur, barusan kucuci"
A: "Oia, malam ini kita makan saja eskrim caramel di kulkas itu"
B: "Jangan!"
A: "Pelit sekali kamu"
B: "Itu bukan eskrim, itu Rembulan yang semalam aku tarik  paksa dengan kail perak"
A: "Bulannya gak sehat, warna kekuningan"
B: "Itu karena terlalu pekat ia merindu, jadi kekuningan"
A: "Sudahlah, nanti kusendoki dia, lalu kulumuri saus cokelat. Aku pinjam cangkirmu ya"
B: "Jangan dimakan, aku baru berpikir akan mengembaikannya saja"
A: "Untuk apa kau kembalikan?"
B: "Harus sampai kapan malam tanpa rembulan?"
A: "Dengar, tidak ada lagi yang perduli tentang rembulan. Lampu- lampu di sepanjang jalan itu, apa belum juga cukup?"
B: "Masih ada kok"
A: "Siapa? Pasangan- pasangan romantis?"
B: "Ah, kamu ini"
A: "Malam ini Kairo panas, eskrim Bulan kukira pilihan yang tepat"
B: "Terserah kamu mau comot apa saja yang ada di kulkas, tapi janagn  sentuh Bulan itu"
A: "Dari yang lain, cuma Bulan itu yang menggoda"
B: "Aku ingin mengaitkannya lagi di telinga malam"
A: "Kapan?"
B: "Sampai kemuningnya memutih"

Wednesday, August 10, 2011

Mirror , Mirror on the Wall!


Sama- sama Lari *البقاء لله

البقاء لله 





Aku lari
Kau dibelakangku ikut lari
Kita sama- sama lari


Aku lari kau lari
Kau lari aku lari
Kau genggam hati ini
Di padang rasa, wangi


Kau lari
Di belakangmu ku ikut lari
Kita sama- sama lari


Akhirnya . . .


Aku lari kau lari
Kita sama- sama lari
Tidak lari sama- sama
Berkejarankah kita?
Tidak.
Kita sama- sama lari
Tapi tidak lari sama- sama


Sejenak,

Sama- sama lari.
Lelahkah kau?
Karena akhirnya kita sama
Menjauh.
Sambil berlari. 

Saturday, June 18, 2011

Absensi

Keberadaanku dan kamu,
Keberadaanmu dan aku,
Keberadaan kita sulit direngkuh

Karena tiap jiwa datang membawa serta kesunyian masing- masing

Keberadaanku dan kamu,
Keberadaanmu dan aku,
Keberadaan kita sulit direngkuh

Karena kita adalah satu jiwa yang mengisi dua raga.

H u j a n

Hujan itu membahasakan sabda Tuhan kepada makhluk.

Bukan lirik lagu tentang luka satu makhluk atas makhluk yang lain

Celah (Ruang) Ekstra

Layaknya ruang kosong antara lembaran kaca jendela dengan bingkainya,
 yang dibuat agar kaca tersebut tidak pecah
 saat memuai karena panas atau getaran kuat yang di hasilkan lintasan pesawat , 
begitu juga ternyata kita; membutuhkan "ruang kosong" agar tidak "pecah".

Segala Suara

Kubisa dengar ruang sebelah
Lewat dinding kamarku
Segala suara

Semakin merapat telinga juga hatiku
ingin mendengar
Segala suara



Ada celah kecil di atas sana
serupa tertusuk cahaya bulan.
Apakah bulan, di ruang sebelah?

Kulalar lagi, segala permukaan dindingku.
Siapa tahu, di ruang sebelah juga melalar,
mencuri dengar segala suara dari ruangku


Dinding ini belum juga runtuh

Pulanglah, Kau Hawa!

Padahal engkau istri,
Padahal kau ibu.

Pulanglah,
Tidakkah kau lihat,
Kuku zaman telah mengoyak habis keperempuanmu.

Pulang,
Dekap senja di kaki magrib.
Pulang,
Genggam untaian tasbihmu.






p u l a n g

Bukan Antibiotik

Maaf darimu mungkin bukan antibiotik spektrum tinggi.
Tapi setidaknya ia
mampu menjadi analgetik.

Pemimpin Kita

Sedikit kerikil. Hanya ingin menyingkirkannya. Sedikit ke tepi.


Tentang pemimpin kita, meski tak semua.
Tentang pemimpin kita, semoga hanya sedikit dari yang sisa.



Oia. Tembok2 putih tinggi begitu kokoh. Pagarnya diukir emas. Tinggi.


Ada satpam. Anjing penjaga juga lengkap.

Wisma mereka. Tidak semua orang bisa masuk.
Sedang rumah Allah selalu terbuka untuk siapapun
.
Merasa lebih dari Tuhan? Semoga tidak. Mereka tetap pemimpin kita.

Pensiun dan Srigading

Sore hari, di pojok taman.

R: Ok, ok. Aku akan secepatnya pensiun.
L: Tapi belum 60 tahun..
R: Gila kamu, mau tunggu sampai 60 tahun? Aku bisa mati di umurku yang ke-30 tahun.
L: Baik, baik, itu terserah kamu sajalah. Jadi, kapan kamu akan mulai urus pensiun mu?
R: Aku hanya tinggal keluar dari pintu kaca ini, lalu tidak kembali lagi.
L: Oh,tapi barang- barangmu?
R: Hmm, biar saja d ruangan itu .Terserah mereka mau buang atau apakan.
L: Tapi apa tidak lebih baik pamitan dulu?
R:Ah, entahlah.
L: Pigura yang di dinding?
R: Apa kau bilang barusan, dinding? kamu pikir ruangan itu ber-dinding? Di sana tidak ada dinding, kau tahu.Aku bisa lihat ruang- ruang waktu yang lain dari ruanganku sendiri. Tempatku bukan di sana. Tapi di tempat lain yang berdinding. Yang bisa menjaga aku di dalamnya.
L: Ok, aku mengerti.
R: Ya, cuma kamu yang bisa mengerti.
L: Kau tidak akan rindu pada taman ini?
R: :). Mana mungkin tidak rindu. Aku akan bawa satu pot srigading dari taman ini.
L: Buat apa?
R: Biar tetap rindu.



***

Ruang Tanpa Dinding

Sembilu jarak menancap
dalam,melesat tepat di jantung hati.
Pucat parasmu,darah menetes dari ujung kemeja putihmu.

Kutarik lenganmu, mengajakmu menikmati malam melalui sepi .
Tanpa mengubris genangan merah semata kaki.

Kudekap engkau,dalam ruang tanpa dinding.
Merasakan denyut nadi yang kian melamban.
Kau, dan aku

Anggap Saja Terapi #1


Tangan kiri beku tertahan aliran darahnya oleh k e c e w a
Tangan kanan dipaksa sungguh untuk (tetap) menggerak mouse
keduanya beku, tapi tak akan pernah pecah karena k e c e w a


Bibir pucat, terkatup rapat juga oleh k e c e w a
mata panas, dicoba tegar
Bibir mengeras membentuk garis, siap disapa sesuatu yang sebentar lagi jatuh dari mata.
Tapi semoga tidak, walau sungguh k e c e w a


Ujung tangan - ujung kaki. 
"kesemutan" menarik- menarik dijalarinya
lalu berputar cepat di perut, 
Tak apa, kalaupun pening akan terjatuh 
ada k e c e w a yang pasti menangkapnya



Terakhir, 
hati. 
Gemuruh di sana. 
Sempurna.

Sunday, May 29, 2011

Memimpikanku Sendiri


Aku di sini masih berbenah.
Setiap bulir kata bertaut,
Mengalir lalu dijadikannya;
AKU

Gelapmu memaksaku terhenti
Sejenak menyanyi mimpi
Mengapa tak kuendapkan saja senyummu,
Untuk kumulai rindu yang baru?

Menyanyi mimpi sambil membenamkan wajah dalam sungai waktu.
Memimpikanku di impianku sendiri.

Karena yang lain tak ada,
Tandas dalam deru impian mereka.

Mengapa tak kuendapkan saja senyummu,
Untuk kumulai rindu yang baru?

Memimpikanku di impianku sendiri.

Meluruh

Aku tak ingin untuk pernah berburuk sangka pada takdir.
Aku hanya ingin untuk tidak lagi bertanya tentang ini.

Bintang- bintang..
Selalu pada edarnya, patuh.
Lintasnya kadang berdampingan beberapa masa.
Seolah akan selalu sepanjang waktu.

Tapi tak ada hak untuk hamba melalar abadi.
Tak ada hak untuk hamba menyisir gigir abadi.

Begitu malam,
Begitu malam- sepi

Meluruh

Aku tak ingin untuk pernah berburuk sangka pada takdir.
Aku hanya ingin untuk tidak lagi bertanya tentang ini.

Bintang- bintang..
Selalu pada edarnya, patuh.
Lintasnya kadang berdampingan beberapa masa.
Seolah akan selalu sepanjang waktu.

Tapi tak ada hak untuk hamba melalar abadi.
Tak ada hak untuk hamba menyisir gigir abadi.

Begitu malam,
Begitu malam- sepi

Banyak Mata

Banyak sekali kelereng- kelereng.
ada hitam
putih
merah
biru


biar ramai terangkum di dahan bulan


membacamu menari.
Tiap sisinya memiliki mata bola
Mengawasimu, tanpa kedip
Tarimu sampai melelap.

Kontras


Setan terkadang datang tatkala malaikat yang kita inginkan.
Di lain waktu, hadirnya  diganti oleh malaikat, saat kelam hati kita.
Lalu dijadikan setiap biliknya sedikit bebas debu.Lewat kepak sayap- sayap sucinya.

Setelah itu kita insyaf.


Siapa yang tahu tentang hidayah-Nya yang mungkin saja menghampiri seseorang pada waktu ia mengoyak dengan beringas tabir yang membatasi halal- haram  Tuhan-Nya.

Kembali


Kudekap lagi sepi ini
Darinya mungkin mengalir damai
Siapa tahu

Tuesday, May 24, 2011

Cleopatra


Thou did appear to me on spring of this land, Land of Cleopatra.
And you  will always appear here,  
though i didn't linger anymore in this cordon,
where Anthony ever captivated by his lover, Cleopatra.

"Because you've stayed inside this soul, nothing could ever take you from it", someone said.

Wednesday, May 18, 2011

Rambut yang Tertinggal


Engkau wahai sayang,
Rambutmu berjatuhan di jembatan rinduku.
Terlilit hatiku olehnya. 
Sudah kumohon, "Tunggu".


Engkau wahai sayang,
jeratnya kurasa perih di kalbu.
kemudian luka oleh panas temalinya.
Sudah kumohon, "Tunggu".


Engkau wahai sayang, 
Jangan sisakan helainya di sini, 
jika tak lagi kau kembali kelak untuk memungutinya bersamaku.
Sudah kumohon, "Tunggu".



Engkau wahai sayang
Tiada yang merinduimu sampai menyeka darah selain AKu.


"Tunggu!", teriakku.
"Beberapa helainya masih tertinggal"  
Atau, kau tinggal?

Pangkas Masalalu-mu

Beratkah untuk kau pangkas rambutmu?
Aku mendengar darinya bisikan masa lalu-mu
Tiba- tiba aku mencemburuinya.



Andai bukan waktu yang telah membawaku padamu,
aku akan menikamnya .

karena sebelum padaku ,
  telah  terlebih dahulu kepada mereka ia antarkan engkau



Mengapa tidak pun kau pangkas rambutmu?
Selalu, aku melihat selipan kenangan di antara helainya

beratkah kau lepas segala yang pernah dahulu tergenang?
Sedang di sini seluruhku miikmu . 



Pangkas,
setiap nama yang dulu pernah ikut tumbuh
Pangkas,
agar tak melulu aku cemburu

Monday, April 18, 2011

Maaf Untuk Diri


Jiwa yang seharusnya dimaafkan berupa jiwa diri,
bukan jiwa lain. 
Hati yang paling pantas dijaga berupa hati diri,
bukan hati yang lain. 

Meniti itu tidak pernah mudah, 
Tapi ada Tuhan yang selalu beri kekuatan. 









Separuh jiwa meminta; "Maafkan aku untuk karatan dosa 18 tahun lamanya"
Separuh jiwa yang lain menjawab; " Demi Tuhan, engkau yang lebih pantas diterima untk pulang lagi ke relung asalmu"


Lalu sendu, tapi ada semangat baru. 



// Belajar untuk bisa memaafkan diri sendiri

Sunday, April 17, 2011

Air dan Minyak


Ingat karena melihat- Lihat karena mengingat

Kau jadikan aku air dan mereka minyak 
dalam ruang hati yang sama.

Ketika kau bersenyawa dengan minyak,
tak mungkin molekul H2O-ku berikatan lagi dengan molekul punyamu.
Karena kau minyak, sudah
Sementara air sejatiku.



H-7, Nasr City, Cairo

Dua yang Berbicara


Gemintang;
"Ah, kau Bumi. Kini kau tinggalkan si Bulan karena separuh lengan putihnya buntung."

Bumi;
"Dulu dia sempurna."

Gemintang;
"Tahukah kau, yang menjadikan lengan putìhnya dahulu putih terpenggal adalah pedang hitam bayangmu yang menghalanginya dari Mentari?."

Bumi;
  "Lalu, apa yang harus kubalut?"

Gemintang;
"Demi Tuhan, tanyakan pada yang terluka. Karena kau pun tahu, bahkan benderangku tak mampu membuatnya menyimpul senyum"

Thursday, March 31, 2011

كان نفسي اعرف - Elissa

Direct link to listen the song  on  YouTube; Elissa- kan nefsy a3raf  ,


Arabic text 



كان نفسي اعرف قد ايه حبيتني 
وفاكرني ولا خلاص يا غالي نسيتني 
كان نفسي اعرف قد ايه حبيتني 
وفاكرني ولا خلاص يا غالي نسيتني


من يوم فراقنا وانا بشتاق إليك 
جربت بعدي ازاي قدرت تفوتني

ماعرفش ليه فكرت فيك 
وسئلت روحي ازاي تكون حبيت بجد 
وقدرت تبعد عني يوم 
وقدرت تتحمل فراقي وبينا وعد


ماعرفش ليه فكرت فيك 
وسئلت روحي ازاي تكون حبيت بجد 
وقدرت تبعد عني يوم 
وقدرت تتحمل فراقي وبينا وعد


من يوم فراقنا وانا بشتاق إليك 
جربت بعدي ازاي قدرت تفوتني


مش عارفة بعدك ليه مأثر فيّا 
يمكن عشان يا حبيبي صعب عليّا

مش عارفة بعدك ليه مأثر فيّا 
يمكن عشان يا حبيبي صعب عليّا

معقول نسيتني قوام والله حرام 
طب فين كلام الحب والحنيّه


ماعرفش ليه فكرت فيك 
وسئلت روحي ازاي تكون حبيت بجد 
وقدرت تبعد عني يوم 
وقدرت تتحمل فراقي وبينا وعد


من يوم فراقنا وانا بشتاق إليك 
جربت بعدي ازاي قدرت تفوتني



How to pronounce it :
kan nefsy a3raf ad eeh 7abetny
we fakerny wala 7'alas ya 3'aly nesetny
men youm fora2na wana bashta2 eleek
garabt bo3dy ezay 2edert tefotny
2x
ma3rafsh leeh fakart feek
we sa2alt roo7y ezay tekoon 7abeet begad
we 2edert teb3ed 3any youm
we 2edert tet7amel fora2y we benna wa3d
men youm fora2na wana bashta2 eleek
garabt bo3dy ezay 2edert tefotny
2x
mesh 3arfa bo3dak leeh me2asar feya
yemken 3ashan ya 7abeeby sa3b 3alaya
ma32ool nesetny awam .. walla 7aram
tab feen kalam el 7ob wel 7eneya
2x
ma3rafsh leeh fakart feek
we sa2alt roo7y ezay tekoon 7abeet begad
we 2edert teb3ed 3any youm
we 2edert tet7amel fora2y we benna wa3d
men youm fora2na wana bashta2 eleek
garabt bo3dy ezay 2edert tefotny



Indonesian Translation


Andai kutahu seberapa besar cinta seorang engkau padaku
Ya ghaly, apakah kau masih menyimpan aku dalam ingatmu atau justru menghapusku?

ku telah merindumu bahkan sejak pertama kita berpisah 
kau jauhi aku, mengapa kau tinggalkan aku


Entah, mengapa masih ku memikirkanmu
yang kemudian semakin memperbanyak tanya dalam jiwa
tentang kala dimana kau mencintaiku dengan sangat,
kemudian di lain waktu  menjauh lalu meninggalkanku aku
padahal di antara kita pernah ada janji

 ku telah merindumu bahkan sejak pertama kita berpisah 
kau jauhi aku, mengapa kau tinggalkan aku

Entah, kudekap perih yang membekaskarena pergimu
mungkin sangat berat untukku melepasmu

Sampai hatikah kau dan tekadmu melupakanku?
kemana pergi kata- kata manis yang pernah kau ucap


Entah, mengapa masih ku memikirkanmu
yang kemudian semakin memperbanyak tanya dalam jiwa
tentang kala dimana kau mencintaiku dengan sangat,
kemudian di lain waktu  menjauh lalu meninggalkanku aku
padahal di antara kita pernah ada janji

 ku telah merindumu bahkan sejak pertama kita berpisah 
kau jauhi aku, mengapa kau tinggalkan aku



(gila.... versi bahasa indonesianya ko jadi ancur gini? )