Tuesday, August 7, 2012

Jika Mungkin

jika akhirnya semuanya tak lagi
Mungkin dusta tak menyelinap masuki lapisan jujur yang suci

jika akhirnya semuanya tak lagi
Mungkin kemudian tak ada lagi rerumpun kata disandra dan diperalat demi kepentingan pribadi

jika akhirnya semuanya tak lagi
Mungkin lebih mudah memilihi kerikil dusta dari kumpulan suci  pada nampan sanubari



jika semuanya pada akhirnya benar- benar tak lagi 
Mungkin bisa kuminta kalian ajaki aku
demi negri manyemai cinta memupuk rindu
membiarkan ia selalu berumah di dada ini



Ritme


Kita meredam,
tapi bukan apa- apa selain deru kendaraan dengan baja ia terlapis
kita menghentikan,
tapi bukan apa- apa selain desing peluru dengan tembaga ia terlapis

Sedang,
ritme- ritme ketukan waktu terus mengandung
retme- ritme ketukan waktu terus melahirkan
melahirkan  aku- kamu
terus melahirkan kita
melahirkan apa saja yang tak pernah menentu

Mendengar & Melihat

Aku kini
mendengarnya lewat lagu- lagu yang mungkin tak lagi bersuara
melihatnya dari lukisan- lukisan yang bahkan tanpa gores warna
abstrak atau ilusi kah dia?

Kosong ini sudah biasa melewati terowong hampa
yang ujungnya tak akan tertelan malam, semoga
agar kami masih bisa bertemu , lekas

Aku masih melihat dan mendengarnya ;Indonesia

Lindap

Cerita itu selalu datang beriring senja
setelah upacara penurunan Sang Saka
Ia selalu datang begitu saja
tepat di jantung- jantung yang tak lagi memompa

Di bawah tiang, di halaman -halaman sekolah, di mana saja
Tujuh belas Agustus sore
selalu

Cerita itu,
berjatuhan di bawah kamboja
di pelataran asa yang lindap.

cerita itu,
cerita sedih
masih.

Dari Angkasa Malam


Aku dengar dari  angkasa malam
derap langkah tentara Tuhan
lalu debu- debu putih melapis rembulan

Aku dengar dari angkasa malam
deru doa  bercampur harap
kemudian menggumpal tebal membentuk putih awan

Dijemput kemuning  dan semuanya turun ke bumi pertiwi
Indonesia Raya dinyanyikan , Merah Putih dikibarkan


Langit pagi mtenyaksikannya khidmat, turut

Secuil Kalut


Apa kalian pernah tahu
tentang biji besi yang pada dinding rumah kami kerap mengetuk?
atau
tentang lainnya yang menyelinap dan pada jantung bunda- bunda kami akihirnya merekaberhenti?
atau
tentang punggung ayah- ayah kami yang oleh malam satu persatu dijadikannya tak kembali?
Dan kemudian pagi datang mengembalikan mereka sebnetuk ucapan belasungkawa yang basi.

Dan, secuil kalut ini hanya semacam kecut dari generasi yang demi kalian mereka rela mati.