Thursday, March 19, 2009

Ilusi




Dan yang kerap datang itu berbentuk mimpi
setelahnya terjebak jiwa terbawa kosong
menarik juga nyawa di  seluruh rongganya
lalu nadi- nadi menyusul terputus. 

Kemana dian di permulaannya
jika yang dijanjikan hanyalah gelap

2 comments:

Irfan Wahid said...

patah patah yang pelan pelan berdenting.

tyara said...

*sungguh langsung inget dosen matematika ekonomi. namanya Pak Dian soalnyah :p

Ny, dian hanya menjanjikan cahaya..
kalo dia menjanjikan gelap, namanya bukan dian :)
.
yg tabah..
saia ikutan sedih baca puisi2nya..;(